Fakta Warga – Kelapa sawit kini tidak hanya dimanfaatkan untuk pangan dan energi, tetapi juga menghasilkan berbagai produk bernilai tambah. Bahkan limbahnya pun terbukti bernilai tinggi.
Tiga mahasiswa Departemen Fisika IPB University berhasil mengolah batang kelapa sawit (Oil Palm Trunk/OPT) dan tandan kosong (Empty Fruit Bunch/EFB) menjadi material peredam suara inovatif bernama TrunkTone. Produk ini mengantarkan mereka meraih Juara Pertama kompetisi inovasi riset sawit tingkat internasional serta predikat Best Presentation pada ajang International Oil Palm Trunk Product Design Competition 2025 di IPB International Convention Center, Selasa (2/8/2025).
Tim yang terdiri dari Annisa Nur Azahra, Pristy Tasya Nabila, dan Salsabilla Permata Bayah tampil memukau di hadapan dewan juri di bawah bimbingan Dr. Yessie Widya Sari. Juri menilai ide mereka paling orisinal, siap dipasarkan, dan menjadi terobosan baru.
“Kami memilih TrunkTone karena originalitasnya, market ready, dan sifatnya yang groundbreaking,” ujar salah satu juri, Faristama Aryasa, CEO Katalis.co.
Baca Juga: Viral Video ‘Rampok Uang Negara’, PDI-P Pecat Wahyudin Moridu
Prof Agung Nugroho dari Universitas Lambung Mangkurat menambahkan, TrunkTone unggul karena desainnya cermat dan mempertimbangkan karakter fisik OPT dan EFB.
Kompetisi ini diikuti 39 tim universitas dunia sebagai bagian dari inisiatif SustainPalm, kolaborasi Indonesia, Belanda untuk mendorong industri kelapa sawit yang lebih sirkular dan ramah lingkungan. Inisiatif ini melibatkan Wageningen University & Research, Van Hall Larenstein University of Applied Sciences, IPB University, hingga Universitas Lambung Mangkurat.
Dukungan datang pula dari pemerintah. Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Kementerian Perindustrian, Lila Bahktiar, menyebut TrunkTone sebagai bukti nyata bahwa limbah sawit bisa diolah menjadi produk bernilai tinggi yang berpotensi dikomersialisasi dalam waktu singkat.
Tak hanya sekadar ide, prototipe TrunkTone sudah diuji coba dan mampu menurunkan transmisi suara hingga 13 dB dengan koefisien peredaman mencapai 0,8—telah memenuhi standar nasional peredam akustik.
Prestasi mahasiswa IPB tidak berhenti di situ. Dua mahasiswa lainnya, Shakila Agustin dan Abimanyu Pratama, juga menembus babak final lewat inovasi Palmlight, lampu tidur berbahan batang sawit. Keberhasilan ini menegaskan bahwa mahasiswa IPB mampu mengubah tantangan limbah menjadi peluang emas, melahirkan solusi ramah lingkungan yang mengharumkan nama bangsa.