Berita  

Bali Diterjang Banjir Terparah, Ini Wilayah yang Terdampak

Banjir besar melanda Bali dengan 43 titik genangan di Denpasar, melumpuhkan akses jalan dan memaksa ratusan warga dievakuasi. Pemerintah janji ganti rugi pedagang terdampak.
Banjir besar melanda Bali dengan 43 titik genangan di Denpasar, melumpuhkan akses jalan dan memaksa ratusan warga dievakuasi. Pemerintah janji ganti rugi pedagang terdampak.

Fakta Warga – Banjir besar yang melanda Bali pada Rabu (10/9/2025) terus meluas dan menjadi salah satu yang terparah dalam satu dekade terakhir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali melaporkan sedikitnya 43 titik banjir di Kota Denpasar. Dengan kawasan terparah di Pasar Kumbasari dan Jalan Pura Demak.

Gubernur Bali Wayan Koster menyampaikan bahwa pemerintah akan memberikan ganti rugi kepada para pedagang yang terdampak. “Saya minta Pak Wali Kota untuk menghitung kerugian bangunan dan material, termasuk barang-barang milik pedagang. Nantinya semuanya akan diganti rugi. Melalui anggaran bersama APBD Provinsi Bali dan APBD Kota Denpasar,” ujarnya kepada wartawan Christine Nababan dari BBC News Indonesia.

Empat kecamatan terdampak banjir di Denpasar meliputi Denpasar Timur, Denpasar Utara, Denpasar Selatan, dan Denpasar Barat. Sejumlah jalan utama seperti Teuku Umar Barat, Gunung Salak, Gunung Soputan, hingga Jalan Pura Demak tergenang air. Terowongan (underpass) di Simpang Dewa Ruci, Kuta, Badung, bahkan tak bisa di lalui kendaraan. Di sebagian ruas jalan Sunset Road Seminyak, genangan masih memungkinkan kendaraan bermotor lewat meski dengan risiko tinggi.

Tim SAR Bali memantau dua titik utama evakuasi di Ubung Kaja dan Jalan Pura Demak. “Sekitar 30 orang dievakuasi di Ubung Kaja, sementara di Jalan Pura Demak lebih dari 40 orang. Jumlah ini di perkirakan akan terus bertambah,” kata Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Bali, I Wayan Juni Antara.

Baca Juga: Banjir Terparah Satu Dekade, Dua Warga Bali Tewas dan Ratusan Dievakuasi

Banjir juga terjadi di Kabupaten Karangasem setelah hujan deras selama dua hari memicu pohon tumbang. Tembok roboh, hingga tanah longsor di Kecamatan Rendang, Sepat, Bebandem, dan Manggis. Kepala BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa, menyatakan pihaknya masih fokus pada penanganan bencana sehingga pendataan kerugian belum final.

Sementara di Kabupaten Jembrana, banjir sejak Selasa (9/9) hingga Rabu (10/9). Menyebabkan arus lalu lintas di Jalan Denpasar–Gilimanuk lumpuh total. Kasatlantas Polres Jembrana, Iptu Aldri Setiawan, menyebut air merendam jalan sepanjang dua kilometer. Sehingga kendaraan tak bisa melintas dari dan menuju Gilimanuk.

Sejumlah warga turut merasakan dampak banjir yang belum pernah mereka alami sebelumnya. Tasha, warga Padangsambian, Denpasar Barat. Mengatakan air mulai masuk ke rumahnya tengah malam dan baru surut sekitar pukul 08.00–09.00 Wita. Ia mengaku kerugian material cukup besar karena barang elektronik seperti kulkas dan dispenser terendam banjir.

Hal serupa di sampaikan Ronatal Siahaan, warga Batu Bulan, Gianyar. Air sungai yang meluap sejak pukul 03.00 Wita merendam rumahnya hingga ketinggian 40 cm. “Saya sudah pernah mengalami banjir, tapi tidak separah sekarang,” ujarnya.

Hujan deras di sertai angin kencang dan petir yang terjadi sejak Selasa (9/9), menurut laporan Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar. Menjadi pemicu utama meluapnya sejumlah sungai, termasuk Tukad Badung di sekitar Pasar Badung Denpasar. Tim gabungan terus melakukan evakuasi dan pemantauan situasi hingga kondisi membaik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *