Fakta Warga, Mempawah — Puluhan massa dari Laskar Pemuda Melayu (LPM) Kabupaten Mempawah memaksa masuk ke Rumah Budaya Melayu (RBM), lokasi pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) ke-VI Majelis Adat Budaya Melayu (MABM), Rabu pagi.
Aksi massa yang berjumlah sekitar 80 orang ini dipimpin Panglima Muda LPM, Dedi Juniandi, dan Sekretaris LPM, Mohlis Saka. Mereka memprotes syarat pencalonan ketua MABM yang dinilai tidak inklusif, karena mengharuskan kandidat berasal dari pengurus aktif MABM.

Meski mendapat pengamanan ketat dari aparat gabungan Polres Mempawah dan Satpol PP, massa berhasil menjebol pagar depan RBM di Jalan Raden Kusno dan menerobos masuk ke halaman. Situasi sempat memanas saat dorong-dorongan terjadi antara massa dan aparat.
Baca Juga: Kalbar Mantapkan Langkah Antisipasi Karhutla Lewat Koordinasi Nasional
Dalam orasinya, Mohlis Saka menegaskan tuntutan agar Musda dilakukan secara terbuka dan melibatkan seluruh unsur masyarakat Melayu.
“Kami menolak Musda yang tertutup dan elitis. MABM adalah milik semua masyarakat Melayu, bukan segelintir pengurus saja,” tegasnya.
Meski berlangsung di tengah aksi protes, pembukaan Musda VI MABM Mempawah tetap berjalan lancar dan dihadiri sejumlah pejabat daerah, tokoh adat, serta pengurus MABM.




