FAKTA WARGA COM – Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menegaskan pentingnya netralitas prajurit TNI aktif dari politik praktis. Hal ini di sampaikan SBY dalam pertemuan dengan Ketua DPD Demokrat se-Indonesia di Cikeas, Kabupaten Bogor, Minggu (23/2).
Susilo Bambang Yudhoyono, mengingatkan pengalamannya saat masih menjadi tentara aktif, khususnya ketika menjabat sebagai Ketua Fraksi ABRI (kini TNI) di MPR pada 1998. Ia menekankan bahwa prajurit TNI aktif seharusnya tidak terlibat dalam politik praktis.
“Dulu, saat saya masih di militer, terutama pada masa reformasi, TNI aktif di anggap tabu untuk masuk ke dunia politik praktis. Jika ingin berpolitik, mereka harus pensiun terlebih dahulu,” ujar SBY.
BACA JUGA: Presiden Prabowo Subianto Resmi Luncurkan Badan Pengelola Investasi Danantara
Mantan Presiden ke-6 ini mencontohkan kasus putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Yang memilih pensiun dari karier militernya sebelum mencalonkan diri dalam Pilgub DKI Jakarta 2017.
“Itu adalah salah satu doktrin yang kami keluarkan saat reformasi ABRI, di mana saya menjadi bagian dari tim reformasi. Jadi, jika masih aktif sebagai jenderal, jangan berpolitik. Kalau mau berpolitik, pensiun dulu,” tegas SBY.
SBY juga mengkritik praktik pengangkatan perwira TNI aktif ke posisi sipil strategis di berbagai kementerian dan lembaga negara. Beberapa contoh yang ia sebutkan termasuk Mayjen TNI Novi Helmy Prasetya yang di angkat sebagai Direktur Utama Bulog. Serta Mayor TNI Teddy Indra Wijaya yang menjabat sebagai Sekretaris Kabinet.
SBY berharap netralitas TNI dan Polri dapat terus di jaga untuk memastikan stabilitas dan kepercayaan publik terhadap institusi militer dan kepolisian.




