Jakarta, 5 Desember 2024 – Kasus pelecehan seksual yang melibatkan Agus Buntung, seorang pria asal Nusa Tenggara Barat (NTB), terus berkembang dengan jumlah korban yang melapor kini mencapai 13 orang. Kasus ini menjadi perhatian publik setelah muncul laporan tentang modus manipulatif pelaku yang berhasil membawa korban ke sebuah hotel sebelum melakukan aksinya.
Korban-korban tersebut di duga mengalami pelecehan seksual dalam berbagai bentuk, dengan modus yang serupa. Agus Buntung, yang di kenal sebagai sosok manipulatif, menggunakan janji-janji palsu untuk membujuk korban. Sebagian besar korban di laporkan merasa takut untuk melapor karena tekanan psikologis dan ancaman yang di terima dari pelaku.
Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menyatakan kesiapannya untuk memberikan perlindungan bagi para korban. Menurut juru bicara LPSK, para korban berhak atas pendampingan hukum serta restitusi sebagai bentuk keadilan bagi trauma yang mereka alami. Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk mengumpulkan bukti lebih lanjut serta mempercepat proses hukum terhadap pelaku.
Kasus ini juga menuai kecaman luas dari masyarakat, termasuk di media sosial, di mana warganet ramai-ramai mendesak aparat penegak hukum untuk bertindak tegas. Tagar seperti #KeadilanUntukKorban dan #StopPelecehanSeksual kembali menggema, menunjukkan solidaritas publik terhadap para korban dan pentingnya keadilan gender.
Dampak dan Langkah Ke Depan
Para aktivis hak perempuan menyerukan perlunya penegakan hukum yang lebih ketat untuk kasus-kasus pelecehan seksual, sekaligus peningkatan edukasi pentingnya menghormati hak individu. “Kasus Agus Buntung adalah pengingat bahwa masih ada celah besar dalam perlindungan korban di Indonesia,” ujar seorang aktivis. Di harapkan, kasus ini dapat di selesaikan dengan adil sehingga menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih waspada terhadap praktik pelecehan seksual. Aparat kepolisian berjanji akan memberikan perkembangan terbaru kepada publik dalam waktu dekat.
