Fakta Warga, Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memulai pembongkaran pagar laut sepanjang 30 kilometer di perairan Tangerang, Banten. Proses ini di lakukan secara bertahap dengan melibatkan berbagai pihak, seperti TNI AL, Bakamla, Polairud Polri, KPLP, Pemerintah Provinsi Banten, serta nelayan setempat.
Staf Khusus Menteri KKP, Doni Ismanto, menyampaikan bahwa pembongkaran pagar laut di perkirakan membutuhkan waktu sekitar 10 hari. “Kami estimasi pembongkaran akan selesai dalam 10 hari ke depan. Pada rapat koordinasi kemarin, target pembongkaran hari ini adalah sepanjang 7 kilometer,” ujar Doni saat di hubungi IDN Times, Rabu (22/1/2025).
Baca Juga : TNI AL Bongkar Pagar Laut Ilegal Sepanjang 30 Km di Perairan Tangerang atas Perintah Presiden Prabowo
Baca Juga : Bahlil Lahadalia Dapat Arahan dari Presiden Prabowo Terkait Target Lifting Minyak Bumi
Namun, Doni mengakui bahwa target ini bergantung pada kondisi cuaca di lokasi. Saat ini, gerimis mulai turun di wilayah Tangerang, dan langit terlihat mendung, sehingga memungkinkan proses pembongkaran akan mengalami penyesuaian.
Pembongkaran pagar laut di lakukan dengan metode menarik bambu menggunakan tali yang di ikatkan pada kapal-kapal. Teknik ini di harapkan dapat mencabut bambu hingga ke dasar laut untuk menghindari sisa material yang tertinggal. “Dengan cara ini, pagar akan tercabut hingga ke bagian paling bawah sehingga tidak menyisakan material bambu di laut,” jelas Doni.
Proses pembongkaran pagar laut ini merupakan bagian dari upaya KKP dalam menormalisasi kembali perairan dan menjaga keberlanjutan ekosistem laut. Pagar laut yang selama ini berdiri di nilai mengganggu aktivitas nelayan tradisional dan membahayakan ekosistem di sekitar wilayah perairan.
KKP berkomitmen untuk bekerja sama dengan berbagai pihak guna memastikan bahwa pembongkaran ini berjalan lancar dan sesuai target. Dukungan dari masyarakat sekitar, termasuk nelayan, juga menjadi kunci suksesnya operasi tersebut.
Selain itu, pembongkaran pagar laut ini di harapkan dapat membuka akses yang lebih luas bagi nelayan untuk melaut tanpa hambatan. Dengan perairan yang kembali normal, di harapkan aktivitas ekonomi masyarakat pesisir dapat meningkat, sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem laut untuk generasi mendatang.
