Fakta Warga – Pengurus Besar Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menyalurkan beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah kepada 100 mahasiswa baru Universitas Hasanuddin (Unhas) dan Universitas Negeri Makassar (UNM).
“Beasiswa ini memang kami prioritaskan untuk mahasiswa baru penerima KIP-K,” ujar Ketua PB IKA PMII, Mulyadi Prayitno, di sela pembukaan Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba) FLF X PMII di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu.
Menurut Mulyadi, bantuan ini diberikan kepada mahasiswa yang aktif berkontribusi dalam mengorganisasi dan memperjuangkan akses beasiswa. Program ini merupakan bagian dari Fellowship Leadership Future (FLF) X yang bertujuan mencetak pemimpin muda kampus yang kompetitif, adaptif, dan berdampak positif di masa depan.
“Program ini dirancang bertepatan dengan penerimaan mahasiswa baru untuk mendorong kaderisasi di kampus. Harapannya, PMII bisa menjadi wadah pembinaan kepemimpinan mahasiswa,” jelasnya.
Baca Juga: Era Baru IKA PMII Kalbar, Jipridin Dorong Kepemimpinan yang Transformasional
Program ini telah dilaksanakan di sejumlah perguruan tinggi ternama, seperti Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya, dan Universitas Diponegoro. Kini, Unhas dan UNM menjadi tuan rumah terbaru kegiatan tersebut.
Selain bantuan finansial, penerima beasiswa juga mendapatkan pelatihan kepemimpinan. “Kami ingin mereka menjadi pemimpin tangguh yang tetap menjunjung nilai akademik,” tambah Mulyadi.
Di Unhas dan UNM, program ini difokuskan pada orientasi kepemimpinan yang diadakan PMII Komisariat setempat, guna memperkuat konsolidasi organisasi.
Amiruddin Kuba dari Tim Beasiswa Keagamaan Afirmasi Kemenag RI mengungkapkan kolaborasi antara PB IKA PMII dan kementerian terkait memastikan 100 mahasiswa terpilih menerima beasiswa. Bantuan ini mencakup biaya kuliah dan biaya hidup.
Ketua PW IKA PMII Sulsel, Mukhtar Thahir Syarkawi, menambahkan, masing-masing kampus mendapat jatah 50 penerima. “Ke depan, kami menargetkan jumlah penerima meningkat menjadi 200 atau lebih, termasuk di perguruan tinggi swasta,” ujarnya.




