PMII : Ketua Rayon – PKC Lontang Lantung Cari Makan

PMII : Ketua Rayon – PKC Lontang Lantung Cari Makan
Bang Hotip (Penulis)

FAKTA WARGA – “Hidup Lagi Enak – Enaknya”. Begitulah kira kira kiasan untuk para ketua ketua Rayon – PKC, sehingga nggak heran budaya cari makan dan hidup di dalam tubuh PMII jadi kebiasaan buruk. Mungkin bukan hanya pada PMII , tapi pada Organisasi Mahasiswa Eksternal lainnya juga begitu.

Kehidupan para ketua ketua yang lontang lantung membuahkan hasil, hasilnya adanya Gejala Kemunduran pada PMII, baik dalam aspek internal – eksternal. Kalau kata Talcot Parscon & Anthony Giddens hasil dari buah tangan para ketua – ketua tadi , justru membuat adanya Perubahan Sosial yang mempengaruhi struktur organisasi dan interaksi para kader.

Ketua Ketua yang Hidup dari Sodoran Proposal?

“Mari Hidup Meskipun Dari Selembaran Proposal.” Kata ajakan itu lebih pantas untuk menginterpretasikan kehidupan para ketua ketua. Ideologi organisasi belum mapan, finansial belum mapan, bacaan kurang. Tiba – tiba mencalonkan diri dan suka copy paste pengalaman orang, tanpa belajar untuk ber-Dasar setiap berargumen. Ini bukan soal siapa yang jadi ketua, tapi soal siapa yang memimpin untuk kehidupan ummat.

Emang mau, di Gas kan ama bapak Max Weber & Chester Bernard? Ini kata ilmuan di samping,ya. Pentingnya struktur, kepemimpinan, dan tujuan organisasi. Jika sudah memahami tiga unsur berorganisasi di atas, tentu keberhasilan kader kader yang kritis, mapan dan tentu argumentasi yang kuat dengan literatur, udah mantap.

Dimana kira kira nanti posisi saya, setelah selesai kepengurusan?

pasti pada sering denger, atau mikir sendiri, tak jarang bukan, kader atau para pengurus bertanya soal posisi di atas. Emang bener, bahwa setiap seseorang yang masuk kedalam organisasi mahasiswa pasti terbesit untuk memposisikan diri agar nggak lontang lantung sana sini, dan hal ini berkenaan dengan Sukses – Pekerjaan – Finansial.

Tidak mungkin bukan, era sekarang orang orang bener bener sukarela untuk hidup terlontang lantung. Sehingga setiap seseorang harus “Memiliki Tujuan Ber-Organisasi” dan hal itu menjadi motivasi untuk membentuk Skill atau Keahlian. Karena banyak banget, orang orang beroganiasi tidak memiliki skill dan nggak memiliki tujuan yang jelas, sehingga hasilnya asal asal berorganisasi.

Pemimpin – Pemimpin Ingat Perut – Proposal dan Lupa ARAH

“Urusan Perutku, itu lebih Utama dari pada Ngurusin Kader”. Yah, emang gitu tujuannya ber-organisasi, bukan? Lebih utama mana, jika perut lapar, tapi otak tak pernah di isi. Semua hal yang tergambar seng penting program serimonial dan jalan jalan – hadiri undangan – kehidupan yang real kemerdekaan bagi satu kader.

Baca Juga: IKA PMII Punya Dua Ketua? Slamet Ariyadi vs Fathan Subchi

Sifat sifat dan prilaku pragmatis kader, di dapat dari senior senior yang juga hanya bermodalkan pengalaman pragmatis. Apa iya tidak memiliki kajian keilmuan terhadap fonomena kader yang sana sini hanya bermodalkan Rekrutmen – Bai’at – Dokumentasi – Publikasi – Lalu bilang, “Selamat dan sukses…….”, apa nggak ada program yang lain?

Jika Visi – Misi disampaikan hanya Serimonilitas saat Pencalonan para Ketua , maka hidup PMII hanya joget joget ngikuti trend agar viral di media sosial, Agent of Change & Problem Solving hanya jadi tai di pinggiran Sungai.

Kader Kader yang Terhimpit

“Mau aktif, malu, Nggak aktif, Malu.” Ini akibat negatif dari kehidupan pemimpin yang hidup untuk ngurusin perut sendiri, kajian nggak ada, pembentukan skill nggak ada, program hanya serimonialitas semata, hasilnya membuat nihil pada kader. Soal kader, kalimat di atas, pasti banyak bergumam di kepalanya. Mau seperti apa kira kira? Yah, hidup aja ala pakaian. Masih baru mahasiswa, di gendok ama doktrin yang abal abal – pas masuk, bebas aja mau kemana – pas sukses mulai selembaran ucapan.

Senior Melanglang Buana

Ini soal apa, ya? Banyak bukan senior bercover Sukses tapi sana sini tak punya kerjaan, kalau bicara seolah olah hebat, begitulah kira kira senior hidup tak punya arah. Validasi kader jadi rebutan dan tak jarang para kader temui ditempat tempat tertentu. Ini bukan soal meng-judge, tapi soal karya dan kreativitas yang baik gimana, dan inisiasi ide yang kreatif untuk para kader tentu menjadi baik jika di barengi dengan tindakan pula.

Kartel Dinasti – Daerah – Partai Rebutan Kursi Ketua

Pernah dengar bahwa senior pmii punya kelompok masing masing? Tentu pasti pernah dengar, mereka hidup dengan visi rebutan jabatan ketua di setiap lini, baik di PMII – Pemilukada – Program Pemerintah. Untuk apa? Untuk bagi – bagi jalan menuju syurga, hehehe. Nggak gitu juga, tapi mereka memiliki kepentingan politik, terutama untuk pekerjaan – uang – jabatan. Memang fakta, bahwa bagi – bagi kursi itu ada, dan kepentingan individu – kelompok, jika kalian

PMII – Agen Perubahan

Di balik cover Logo / Alma, peran sentral kader Pmii sebagai penggerak perubahan sosial, membentuk kesadaran kritis untuk mewujudkan Tujuan dari pada Organisasi tersebut. Tujuan bisa tercapai, dengan beberapa hal.

  • Diskusi & Kajian Ilmiah
    Diskuis dan kajian ilmiah adalah bentuk nyata suatu kader atau kaum intelektual melaksanakan tugas keilmuannya , di bagikan kepada Masyarakat, baik itu teoritis ataupun praktek – praktek lapangan.
  • Aksi Sosial
    Mengorganisasi aknya nyata untuk kebijakan pemerintahan, maupun untuk Masyarakat umum, ini menjadi tugas Bersama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *