Fakta Warga – Setelah belasan tahun mengalami kebuntuan, data tunggal sosial ekonomi Indonesia akhirnya berhasil di selesaikan. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhaimin Iskandar, atau yang akrab di sapa Gus Muhaimin, menjadi sosok kunci di balik penyelesaian data yang selama ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah.
Rahmad Pambudy, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala BAPPENAS, menyebut momen ini sebagai sejarah bagi Indonesia.
“Setelah belasan tahun, data ini tidak bisa di selesaikan. Namun, berkat kerja keras Menteri Pemberdayaan Masyarakat Republik Indonesia, Muhaimin Iskandar, data tunggal sosial ekonomi akhirnya dapat di selesaikan,” ujar Rahmad di Jakarta, Selasa (4/2/2025).
BACA JUGA: Cak Imin Pastikan Data Kemiskinan Dituntaskan Demi Bantuan Tepat Sasaran
Rahmad juga mengapresiasi kinerja Gus Muhaimin dalam memimpin proses penyelesaian data tersebut.
“Saya mengucapkan ribuan terima kasih kepada Pak Menteri Muhaimin Iskandar atas kinerjanya” ungkap Rahmad.
“Saya yakin, melalui keberhasilan penyelesaian data ini, kita akan mampu menghadapi bonus demografi dan mencapai Indonesia Emas 2045,” tambahnya.
BACA JUGA: Cak Imin Buka Suara, Soal Susu Diganti Daun Kelor di Program Makan Bergizi Gratis
Data tunggal sosial ekonomi merupakan kunci penting dalam perencanaan pembangunan nasional. Dengan terselesaikannya data ini, pemerintah dapat lebih akurat dalam merumuskan kebijakan, terutama dalam menghadapi tantangan bonus demografi yang diprediksi mencapai puncaknya.
Gus Muhaimin, dalam kesempatan yang sama, menyatakan bahwa penyelesaian data ini adalah hasil kolaborasi antar-kementerian dan lembaga.
“Ini bukan kerja satu orang, tapi kerja bersama. Kita semua berkomitmen untuk memastikan data ini akurat dan bisa menjadi dasar bagi kebijakan yang tepat sasaran,” tegasnya.
Keberhasilan ini diharapkan menjadi langkah awal bagi Indonesia untuk memaksimalkan potensi sumber daya manusia dan mencapai target Indonesia Emas 2045.
Dengan data yang akurat, pemerintah optimis dapat menciptakan program-program yang lebih efektif dan inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat.
(JY)




