Berita  

Menag Nasaruddin Umar Tegaskan Keberpihakan Pemerintah pada Kesejahteraan Guru

Menag Nasaruddin Umar umumkan kenaikan tunjangan bagi 227 ribu guru non-PNS, peningkatan kuota PPG hingga 700%, serta pengangkatan 52 ribu guru honorer jadi PPPK.
Menag Nasaruddin Umar umumkan kenaikan tunjangan bagi 227 ribu guru non-PNS, peningkatan kuota PPG hingga 700%, serta pengangkatan 52 ribu guru honorer jadi PPPK.

Fakta Warga – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan guru melalui berbagai langkah progresif. Ia menyebut guru bukan hanya pendidik, tetapi juga pilar utama pembangunan bangsa.

Salah satu kebijakan signifikan yang dijalankan adalah kenaikan tunjangan profesi bagi 227.147 guru non-PNS. Menag berharap kebijakan ini mampu meringankan beban hidup sekaligus mendorong peningkatan kualitas pengajaran di kelas.

Tak hanya itu, Kementerian Agama juga menaikkan jumlah peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG) hingga 700% pada tahun 2025. Program ini membuka peluang lebih luas bagi guru untuk mendapatkan sertifikasi dan meningkatkan kapasitas profesional.

Baca Juga: Viral Foto Profil Brave Pink dan Hero Green, Begini Makna dan Cara Buatnya

Dalam tiga tahun terakhir, sebanyak 52.000 guru honorer juga telah resmi diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Menag menilai kebijakan ini sebagai tonggak penting yang memberikan kepastian status sekaligus kesejahteraan lebih baik bagi para guru honorer.

“Guru adalah penentu masa depan bangsa. Dari tangan mereka lahir generasi penerus yang akan membawa Indonesia menuju kemajuan,” ujar Nasaruddin di Jakarta, Kamis (4/9/2025).

Klarifikasi Pernyataan

Di sisi lain, Menag Nasaruddin juga meluruskan potongan video pernyataannya saat pembukaan PPG di UIN yang sempat viral dan menimbulkan tafsir berbeda terkait profesi guru. Ia menyampaikan permohonan maaf bila ada pihak yang merasa tersinggung.

Sejumlah peserta PPG yang hadir membantah adanya ucapan merendahkan guru dalam pidato tersebut. Abdul Aziziy Ibn Mubarok, salah satu peserta, menegaskan bahwa sambutan Menag justru penuh motivasi.

“Tidak ada kata-kata beliau yang merendahkan guru. Sambutannya seperti kuliah umum yang membangkitkan semangat kami,” ucapnya.

Hal senada disampaikan Muhammad Rizqi Romdhon, guru Bahasa Arab dari Pesantren Cipasung. Ia menegaskan bahwa konteks pidato Menag menekankan bahwa guru adalah pekerjaan mulia yang tak sekadar mengajar di kelas, tetapi juga membimbing kehidupan murid di dunia hingga akhirat.

Menurut Rizqi, justru dalam pidato itu, Menag menempatkan guru agama pada posisi terhormat sebagai pewaris para nabi yang wajib memberi teladan dan mengabdi dengan ikhlas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *