Fakta Warga – Bantul, 25 Mei 2025 – Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, meminta Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (Demul) mengevaluasi program pengiriman siswa bermasalah ke barak militer. Kritik di sampaikan usai ground breaking Pembangunan Gedung Muhammadiyah Sapen International School di Bantul, DIY, Minggu (25/5).
Haedar ( Ketum Muhammadiyah) mengapresiasi niat baik program tersebut, tetapi menekankan bahwa disiplin tidak hanya di bentuk melalui pelatihan fisik semata.
“Disiplin itu tidak otomatis dari fisik, tapi mentalitas. Sistem pendidikan harus di kaji lintas aspek, melibatkan Kemendikdasmen, dan sesuai koridor nasional,“ ujar Haedar.
Ia menyarankan Demul berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk memastikan program berbasis akademik dan melibatkan pemangku kepentingan.
Tak Hanya Muhammadiyah, Kementerian dan KPAI Respons Program Barak Militer Dedi Mulyadi
Wamendikdasmen Fajar Riza Ul Haq menyatakan pihaknya masih mengkaji program Gubernur tersebut dengan mempertimbangkan masukan pakar pendidikan dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
“Ini masih dalam proses pengkajian holistik. Kami mendengar berbagai perspektif sebelum mengambil kebijakan,” jelas Fajar
Baca juga: Tanggapi Kritik KPAI, Dedi Mulyadi Bongkar Kasus Pelecehan Anak yang Lebih Serius
Program yang telah di jalankan di beberapa daerah Jabar ini mengirim siswa bermasalah (atas persetujuan orang tua via surat bermaterai) ke barak TNI selama 28 hari.
Mereka mendapat pelatihan disiplin, akademik, dan pendampingan psikologis. Demul beralasan program ini menjadi solusi terakhir saat orang tua dan sekolah sudah tidak mampu menangani perilaku siswa.
Haedar menilai pendekatan pendidikan harus inklusif:
- Libatkan ahli untuk menyusun kurikulum berbasis riset.
- Prioritaskan pendekatan psikologis ketimbang fisik.
- Perkuat kolaborasi dengan sekolah dan orang tua.
Program ini telah memulangkan 273 siswa tahap pertama setelah 18 hari pelatihan. Muhammadiyah berharap evaluasi di lakukan agar tidak sekadar “hukuman”, tetapi membangun karakter berkelanjutan.
Baca lagi: Kebijakan Kirim Siswa ke Barak Militer, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Dilaporkan ke Komnas HAM
Gubernur Dedi Mulyadi mengirim siswa yang dianggap sulit ditangani orang tua maupun sekolah ke barak militer untuk dibina secara disiplin. Kebijakan ini diluncurkan sebagai langkah alternatif setelah orang tua dan pihak sekolah menyatakan sudah tak mampu menangani perilaku siswa-siswa tersebut.
Dengan surat pernyataan bermaterai, para orang tua menyerahkan anaknya kepada pihak barak militer untuk didisiplinkan, namun tetap difasilitasi pendidikan akademik dan pendampingan psikologis.




